INDOPOS.CO.ID – Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun mengkritik, pernyataan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberi sinyal hijau pada dinasti politik. Hal tersebut bisa mencederai demokrasi Indonesia.
“Saya menilai, pernyataan keduanya membuat demokrasi Indonesia memburuk,” kata Ubedilah dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Sebab dinasti politik apapun argumenya telah merusak proses kualitatif konsolidasi demokrasi, merusak kaderisasi politik, dan sangat menghambat upaya membuat demokrasi sehat dan berkualitas.
“Sebab, ada semacam pengabaian terhadap kepatutan di arena publik,” nilai Ubedilah.
Perlu diketahui publik bahwa dinasti politik itu mengalami dinamika dalam konteks yang baru, seiring dengan perkembangan demokrasi.
Dalam konteks perkembangan baru itu ada dinasti politik yang dipilih melalui pemilu. Oleh para ilmuwan seperti Christhope Jaffrelot (2006) dan Nandini Deo (2012) fenomena itu disebut Dynastic Democracy.
Bisa juga disebut suatu pemerintahan demokrasi yang menjalankan pemilihan umum (pemilu), tetapi selalu terpilih adalah mereka yang memiliki hubungan darah atau kekeluarga dengan penguasa sebelumnya.
“Kasus dinasti Joko Widodo di Indonesia ini masuk kategori dinasti demokrasi itu,” nilainya.
Namun, kasus keluarga Joko Widodo itu lebih parah karena terjadi di saat masih berkuasa. Bahkan membiarkan mendukung anak dan menantunya menjadi wali kota, menjadi ketua umum partai dan kini menjadi calon wakil presiden.
“Berbeda dengan George Bush di Amerika Serikat, anaknya menjadi Presiden setelah 8 tahun ayahnya berhenti menjadi Presiden. Jadi ada jeda waktu dua periode kekuasaan Presiden sebelumnya,” kritiknya.
Presiden Jokowi buka suara soal anggapan menciptakan dinasti politik, setelah Wali Kota Solo sekaligus putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka diusung menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024. Menurutnya, hak pilih semua pemilu di Indonesia ada di tangan rakyat.
“Ya, itu kan masyarakat yang menilai,” ujar Jokowi usai peresmian Investor Daily Summit 2023 di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Bakal calon presiden (capres) Prabowo beranggapan tak ada yang salah dengan dinasti politik, jika tujuannya adalah berbakti kepada rakyat dan negara Indonesia.
“Kita dinasti merah putih, kita dinasti patriot. Kita dinasti yang ingin mengabdi untuk rakyat. Kalau dinasti Pak Jokowi ingin berbakti kepada rakyat, kenapa? Salahnya apa?” celetuk Prabowo usai Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra di Jakarta, Senin (23/10/2023). (dan)
Quoted From Many Source